Bakmie Aboen, Legendaris di Pasar Baru
Ada apa di Passer Baroe? Kawasan ini pernah menjadi icon untuk fashion pada masa Batavia. Meski sudah ratusan tahun dan sudah bukan pusat fashion lagi, Pasar Baru tetap menjadi kawasan wisata yang menarik keramaian. Pengunjung bisa menemukan berbagai macam toko-toko kain, pakaian, sepatu, hingga jam.
Namun kali ini kita akan melihat sisi lain Pasar Baru, yaitu kuliner. Sebut saja Bakmie Gang Kelinci sebagai salah satu kuliner terbaik Pasar Baru. Meski kini Bakmie Gang Kelinci sudah memiliki cabang di mana-mana, Bakmie Gang Kelinci pertama kali dibuka di sini. Letaknya di sebuah gang yang sering disebut sebagai Gang Kelinci, padahal nama aslinya adalah Jl. Raya Kelinci. Saya akan review Bakmie Gang Kelinci di kesempatan lain. Jika lebih masuk lagi ke dalam gang kelinci hingga mentok, kita akan menemukan sebuah kedai bakmie. Kedai ini terkenal dan ramai pengunjung, mungkin review-nya juga sudah banyak disajikan di blog lain. Namanya Bakmie Aboen. Kedai ini bisa dengan mudah dikenali dengan papan namanya yang besar.
Kata "aboen" berasal dari nama anak pendiri kedai bakmie ini. Berdiri pada tahun 1962, saat ini Bakmie Aboen sudah dikelola oleh Aboen alias Boentoro Dharmawan langsung. Saya datang pada hari Sabtu pukul 5 sore. Lokasinya tidak terlalu, mungkin muat hingga 40 orang, namun tidak membuat tempat ini terasa gerah. Nuansa zaman dulu sudah sangat terasa sejak kita menapakkan kaki masuk ke dalam kedai. Suasana kedai cukup ramai. hanya tersisa 2-3 meja yang kosong. Segera saya mengambil tempat dan memesan makanan. Menu favorit saya ketika pertama kali mengunjungi sebuah kedai bakmie: mie pangsit. Bakmie Aboen memiliki 3 topping yang dapat kita pilih: daging ayam, daging babi, atau jamur. Karena penasaran, saya minta dicampur saja ketiganya.
Tak lama setelah memesan, bakmie langsung diantar ke meja saya. Dari penampilannya biasa, namun tetap menggugah selera. Bakmienya tipis gepeng, teksturnya kenyal. Topping daging ayamnya seperti pek cam kwee, direbus putih. Daging babinya dipotong dadu dan dimasak kecap, rasanya manis gurih. Demikian juga dengan jamurnya yang dimasak kecap. Aduan antara bakmie gurih lembut dengan topping manis gurih sukses menghasilkan bakmie yang enak. Pangsit rebus yang disajikan dalam mangkuk terpisah juga sukses meramaikan harmonisasi dalam indra pengecapan saya, nampaknya berisi daging ayam cincang dengan daging udang.
Kebanyakan review menuliskan bahwa porsi Bakmie Aboen cukup besar, namun saya tidak menyetujuinya. Rasanya masih kurang puas, hehehe... Namun saya memang sedang menjaga porsi makan saya, sehingga saya tidak memesan seporsi tambahan lagi, meskipun saya belum merasa kenyang.
Apakah saya akan datang lagi ke sini? Faktor harga mungkin menjadi pertimbangan saya. Semangkuk bakmie dihargai 23ribu, dengan tambahan 3 pcs pangsit seharga 9 ribu, dan teh hangat seharga 2ribu. Dengan pajak 10%, total saya harus membayar 37.400 untuk seporsi bakmie pangsit. Rasa bakmie aboen memang enak, tapi belum berhasil membuat saya mengatakan enak banget. Bakmie seenak ini masih dengan mudah bisa kita temukan di sekitar kita.
NB:
Menu andalan dari kedai ini sebenarnya bakmi babi special, sayangnya saya baru mengetahui hal ini ketika saya sudah menghabiskan semangkuk bakmie di atas meja saya. Mungkin pada kesempatan lain saya akan mencobanya.
Bakmi Aboen
Jl. Gang Kelinci No.16
Pasar Baru, Jakarta Pusat
Senin-Minggu, 10:00 - 22:00
Komentar
Posting Komentar