Bebek Goreng H Slamet dengan Sambal Korek

Malam Natal kemarin, saya menikmati hidangan bebek goreng di warung Haji Slamet cabang Pluit. Warung bebek goreng dengan merk “H. Slamet” ini sudah memiliki cabang di mana-mana. Dengan tambahan embel-embel “asli Kartosuro”, warung ini menawarkan ciri khasnya yaitu sambal korek.

Namanya saja “Bebek Goreng H Slamet”, maka menu utamanya jelas adalah bebek. Saya memesan bebek goreng bagian dada. Bagi yang kurang suka dengan bau amis bebek, saya sarankan untuk meminta bebek yang digoreng kering. Akibatnya, rasa dagingnya lebih garing (juga sedikit lebih keras tentunya) dan bau amisnya kurang terasa karena sudah digoreng hingga mengering.



Seporsi bebek goreng kering bagian dada tersaji bersama sepiring lalapan dan sepiring kecil sambal. Jika anda sangat menyukai sambal, siap-siap mengorek kocek lebih dalam untuk sambal porsi besar; dengan kata lain, jika sambalnya tidak cukup, anda harus membayar lebih untuk mendapatkan sambal tambahan. Seperti yang sudah ditulis sebelumnya, karena sudah digoreng kering, rasa dagingnya sedikit lebih keras, lebih garing, dan tidak ada amis sama sekali. Kadar minyaknya cukup tinggi, seperti daging bebek pada umumnya. Meskipun enak, tidak ada yang spesial selain cara menggorengnya yang kering.

Sambalnya? Teman-teman saya berkomentar sambalnya pedas sekali. Resep sambal ini cukup sederhana: cabai rawit dengan beberapa rempah diulek, kemudian disiram dengan minyak panas sisa menggoreng bebek. Mengguyur cabai rawit dengan minyak panas akan membuat rasa pedas cabai semakin keluar. Mengapa disebut sambal korek? Karena cara makannya dikorek. Maksudnya, daging dikorek/dicocol di atas sambal, seperti sedang mengorek sesuatu. Siap-siap untuk merasa “terbakar” karena pedasnya sambal korek racikan H. Slamet ini.

Selain daging bebek, anda juga bisa memesan daging ayam. Ayam gorengnya dibumbui dengan rempah terlebih dahulu, tetapi jika anda hanya ingin makan ayam goreng, saya lebih menyarankan ayam goreng Bu Kris yang tidak jauh dari sini. Ada juga sayur asam, tahu goreng, tempe goreng, dan beberapa menu lainnya.

Untuk minuman, saya memesan jeruk nipis hangat, untuk menetralisir minyak dari bebek dan sambal. Salah satu menu minuman yang sepertinya menjadi khas di sini adalah es pengantin, yang sebenarnya adalah minuman jahe dan rempah-rempah. Rasanya mirip wedang, tetapi rempahnya ringan sekali, saya lebih sedang menikmati air gula beraroma rempah.

Seporsi bebek goreng dihargai Rp19.000, nasi putih Rp5.000, dan jeruk nipis hangat Rp9.000. Rasanya enak, tetapi masih belum bisa dikatakan luar biasa. Meskipun demikian, menu bebek goreng kering dengan cocolan sambal korek (yang luar biasa pedas) perlu anda coba jika anda melewati kawasan Pluit.

Bebek Goreng H. Slamet (cabang Pluit)
Jl. Raya Pluit Permai No. 14 (Depan Pluit Village)
Pluit, Jakarta Utara
021 662 03523

Update:
Bebek Goreng H. Slamet cabang Pluit pindah ke alamat baru di dekat Waduk Pluit,
tepatnya di dekat Lau's Kopitiam (sebelah bengkel).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sakura Anpan, "Modern Bakery" Zaman Babeh Kite

Gado-Gado/Asinan CiKiNi dengan Lontong Gap Go Meh Terenak di Jakarta!

Nasi Ulam dari Warung Bu Yoyo, Otentik Betawi