Nasi Tim Pasar Pagi, Rekomendasi Pak Bondan
“Selain Ango, tempat nasi tim yang Pak Bondan rekomendasikan di mana lagi, Pak?” Demikian kurang lebih isi “cuwitan” saya kepada Pak Bondan Winarno melalui akun twitter beliau, @PakBondan. Tidak lama, beliau membalas singkat, “Nasi tim di pasar pagi lama lt.2.” Saya langsung googling, mencari lokasi dan review orang lain mengenai nasi tim pasar pagi tersebut.
Pasar pagi bukan tempat yang asing bagi saya, dulu saya sering menemani ibu saya untuk mengambil supply barang yang dijual di toko milik ayah saya. Jangan sampai tertukar, ada pasar pagi lama dan pasar pagi baru di sekitar sini. Pasar pagi lama yang dimaksud adalah pasar pagi yang berada di daerah Asemka/dekat Glodok, sedangkan pasar pagi baru berada di kawasan Mangga Dua. Pasar pagi yang saya maksud pada review ini adalah pasar pagi lama. Kawasan ini nyaris selalu disesaki kendaraan dan kerumunan manusia. Cukup sulit untuk mendapatkan lokasi parkir yang strategis.
Pasar pagi lama merupakan kawasan perdagangan yang sangat ramai. Aktivitas jual-menjual sudah terjadi dari pagi hari (namanya juga pasar pagi) dan beraneka-ragam kendaraan melintas untuk mendukung aktivitas tersebut. Anda bisa melihat kuli-kuli panggul yang sedang mengangkat 2-3 kardus barang di punggungnya sekaligus, karyawan toko sedang mendorong troli yang penuh dengan tumpukan benda, para pemilik toko sekaligus pramuniaga yang mayoritas berdarah keturunan Tionghoa sedang mengatur aktivitas toko, hingga pengunjung yang melakukan tawar-menawar sengit dengan pramuniaga toko. Biasanya mereka membeli secara grosir dengan harga yang sangat murah untuk dijual kembali secara eceran.
Di sana, anda bisa melihat sebuah bangunan/gedung bercorak Tionghoa, dengan dominasi warna merah. Gedung tesebut sudah tua dan kurang terawat, tapi aktivitas perdagangan masih hidup di sana. Di dalam gedung inilah nasi tim yang disebut oleh Pak Bondan berada. Dari sini, saya langsung naik 1 tangga menuju lantai 1, mengikuti petunjuk yang saya dapatkan dari Twitter semalam. Nasi tim yang dimaksud berada di balkon. Unik juga, di tengah-tengah gedung pertokoan tua yang menjual alat tulis dan buku-buku bacaan, terdapat penjual nasi tim yang patut dicoba.
Jam 8.30 pagi, relatif masih pagi untuk akhir pekan, tapi pengunjung sudah ramai di sini. Mayoritas pengunjungnya adalah orang tua dari kalangan Tionghoa, berusia 50 ke atas. Ada yang menyantap bersama teman, ada juga yang bersama anak dan istri. Tematnya sederhana sekali, tempatnya terbuka dan cukup luas, kira-kira ada 8 hingga 10 meja di sana. Nuansa khas pasar terasa kental. Anda akan mendengar sang pemilik sedang bersuara keras memerintah karyawannya, sesekali sambil menegur karyawannya yang kurang cekatan. Karyawannya juga bolak-balik mengantar makanan maupun melap meja yang ditinggal penunjung. Jangan kaget bila tiba-tiba sang karyawan menaruh sepiring irisan daun bawang/timun, ditinggalkan sebentar, lalu diambil lagi untuk diolah. Saya menghampiri penjual yang sedang meracik nasi tim pesanan pelanggan untuk memesan seporsi nasi tim, dimakan di tempat. Saya pun mengambil tempat duduk paling ujung.
Dengan cepat, nasi tim sudah diantarkan ke meja saya. Sang pemilik yang mengantarkan makanan saya hanya menaruh sepiring nasi tim beserta sepiring kecil acar dan semangkuk kuah, Saya mengucapkan terima kasih, tetapi mungkin tidak terdengar karena dia sudah buru-buru pergi.
![]() |
Nasi Tim Pasar Pagi |
Penampilan nasi timnya sederhana, sepiring nasi yang ditim dengan toping daging ayam cincang saja. Di atas meja terdapat semangkuk irisan daun bawang yang dapat ditaburkan di atas nasi tim/kuah, jika anda suka. Meski tampilannya sederhana, aromanya sangat menggoda. Aroma khas nasi tim dengan kaldu ayam. Jika anda suka, anda bisa meminta sebutir telur mentah dan ditaruh di atas nasi tim panas. Menurut penuturan beberapa orang, rasanya menjadi lebih creamy dan nikmat.
Nasi tim-nya pulen dan lembut. Hanya saja ada satu perbedaan khas dari nasi tim lainnya, nasi tim di sini kering. Bagi yang tidak menyukai nasi tim karena teksturnya yang lembek, mungkin dapat mencoba nasi tim di sini dulu. Tekstur kering nasi tim pasar pagi justru memberikan citarasa tersendiri. Anda bisa menyiramkan beberapa sendok kuah kaldu yang cukup kental untuk menambah citarasa. Saya duga, kuah ini diracik dari tulang ayam yang digodok untuk diambil sarinya. Sambal cair juga bisa dituang untuk menambah harmonisasi rasa, rasanya pedas manis.
Harganya cukup mahal untuk sepiring nasi tim dengan toping yang berisi daging ayam cincang saja, Rp25.000 sepiring, tapi harga tersebut terbalas dengan citarasa nasi tim yang lembut dan gurih. Kemungkinan besar, saya akan mampir kembali untuk sekadar menikmati sepiring nasi tim lezat. Ditutup dengan meneguk segelas teh tawar yang gratis disajikan, saya menghampiri sang pemilik untuk membayar. “Terima kasih”, demikian jawaban singkat darinya.
![]() |
Gedung Pasar Pagi yang sudah tua |
![]() |
Suasana Pasar Pagi yang menjadi pusat perdagangan |
Nasi Tim Pasar Pagi
Jalan Pasar Pagi (Proyek Pasar Pagi Lama Lt.1)
Los No.U-21 & 18, Jakarta Barat
Tel: 6902665, buka pagi – siang
Cabang:
Gading Serpong Ruko, Bl Ak-1 No. 32
Jl. Kelapa Gading Selatan, Kelapa Dua
Jakarta Utara, Tel: (021) 547-6949
Jl. Ratu Kemuning
Taman Ratu, Greenville, Jakarta Barat
Jl. Raya Kelapa Hibrida Blok AG 10 No.23
Kelapa Gading, Jakarta Utara, Tel: (021) 45860631
Pasar Muara Karang Blok Z Timur No.5
Jakarta Utara, Tel: 021-6679873/66695322
Komentar
Posting Komentar