Es Krim Ragusa, ala Italia yang Melegenda

Di bulan Juni yang panas ini, menyantap hidangan dingin seperti es krim menjadi kegiatan yang menyenangkan. Berbekal info dari teman, saya pun mampir ke Ragusa Es Italia. Ragusa menawarkan menu-menu es krim ala Italia - beberapa nama di antaranya masih asing di telinga kita, sebut saja coupe de maison, nougat, tutti frutti, dan casatta siciliana. Kedai es krim Ragusa sudah berdiri sejak tahun 1930 dan hingga sekarang tidak pernah mengalami perubahan resep, hal inilah yang membuat Ragusa digandrungi pengunjung dan selalu penuh sesak antrian di akhir pekan. Selain itu, es krim di Ragusa tidak menggunakan bahan pengawet, pewarna buatan, dan pemanis buatan.

Ketika saya mampir ke sini pada hari Sabtu pukul 2 siang, benar saja, ramai sekali (jika anda datang pada akhir pekan, bisa dipastikan anda harus mengantri untuk mendapatkan tempat). Semua meja sudah penuh dan sudah banyak pengunjung lain yang menunggu mendapatkan tempat duduk. Saya pun berdiri di sudut ruangan menunggu giliran meja kosong yang bisa saya tempati. Mungkin sekitar 30 menit saya berdiri, sampai akhirnya mendapatkan tempat duduk. Lembaran menu pun disodorkan kepada saya. Di belakang lembar menu, terdapat gambar-gambar dari menu tersebut sehingga bisa menjadi panduan kita dalam memilih pesanan. Adik saya memesan casatta siciliana dan saya memesan banana split.

Sambil menunggu pesanan tiba, saya melihat-lihat sekeliling. Nuansa tempo doeloe benar-benar masih dijaga. Meskipun Ragusa sudah sangat terkenal dan sangat ramai, Ragusa masih menggunakan kipas angin, bukan AC. Kursi-kursinya pun masih terbuat dari rotan, memberikan kesan zaman dulu yang khas. Dindingnya berhiaskan foto-foto Ragusa di zaman dulu yang masih berada di Pasar Gambir. Sesekali pengamen mengais rezeki di sini, memainkan lagu-lagu lama dengan gitar. Suasana tempo dulu benar-benar terasa khas di sini.

Tidak lama, pesanan kami pun tiba. Cassata siciliana disajikan dalam piring alumunium, sedangkan banana split disajikan dalam piring plastik. Cassata siciliana terdiri dari es krim berasa coklat, stroberi, vanilla, dan pandan. Di tengah-tengahnya, tersempil potongan bolu pandan yang ikut membeku karena terselimuti es krim dingin. Banana split terdiri dari tiga skup es-krim yang ditaruh di atas buah pisang. Uniknya, banana split di sini disajikan dengan siraman saus coklat dan ditaburi dengan serpihan kacang tanah goreng serta sukade (buah kering).

Banana Split
Coupe de Maison
Rasa es krimnya enak, meskipun tidak luar biasa. Lembut, meskipun agak kemanisan. Rasa es krim coklatnya kental. Es krim vanilanya juga enak. Harum dan milky. Dugaan saya, es krim vanila di sini berasal dari susu bubuk. Banana split juga terasa semakin istimewa karena ditaburi dengan sukade dan kacang tanah tumbuk. Casatta siciliana pun tidak kalah, paduan es krim dan bolu memberikan tekstur yang unik. Lembut dari es krim, empuk meleleh dari bolu. Anda harus cepat-cepat mencicipi es krim di sini, karena cepat mencair. Mungkin karena tidak menggunakan bahan pengawet. Setelah puas menyantap es krim, saya pun segera meneguk segelas air putih yang selalu dihidangkan kepada pelanggan yang memesan es krim di sini. Secara keseluruhan, keunggulan es krim ini adalah pada teksturnya yang lembut, sedangkan untuk rasa sebenarnya masih biasa-biasa saja. Adik saya bahkan berkata, "Masih lebih baik es krim Wall's."

Untuk harga, es krim di sini dibandrol lumayan (mahal) juga, berada pada kisaran Rp15.000 hingga Rp30.000. Casatta siciliana dihargai Rp25.000 dan banana split dihargai Rp30.000. Menu lain yang bisa anda coba adalah spaghetti ice cream yang merupakan es krim berbentuk spaghetti bertabur kacang dan sukade, seharga Rp30.000; ada juga coupe de maison berupa es krim coklat dengan es krim pandan, seharga Rp17.000. Anda juga bisa memesan 1 skup es krim seharga Rp15.000, terdiri dari pilihan rasa coklat, vanilla, stroberi, dan moka.

Satu yang perlu dicatat, pelayanan di sini kurang memuaskan. Jangan kaget jika anda tidak akan mendapat sapa dan senyum ramah di sini - alih-alih anda justru bisa diomeli jika menanyakan pesanan yang tidak diantar-antar atau memesan es krim secara terpisah (sudah pesan, terus tambah pesanan lagi). Ini pengalaman pribadi dan pengalaman dari beberapa kenalan.

Still worth to try, at least once, untuk mengetahui bagaimana rasa dari salah satu warung es krim paling laris di Jakarta.




Ragusa Es Italia
Jl. Veteran I no.1
Jakarta Pusat - (021) 3849123

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sakura Anpan, "Modern Bakery" Zaman Babeh Kite

Gambar
Penasaran, ketika saya mengetahui bahwa masih ada banyak toko bakery jadul yang tak lekang dihajar zaman, di tengah gempuran toko bakery bergaya modern di pusat-pusat perbelanjaan. Setelah kunjungan saya ke toko roti Tan Ek Tjoan, saya semakin bersemangat untuk mencari roti-roti ataupun kue-kue zaman doeloe . Setelah melakukan googling, hingga akhirnya saya menemukan bahwa ada toko roti jadul lainnya yang berada di daerah Menteng: Sakura Anpan. Lokasinya sangat mudah ditemui, berada di pusat kuliner Sabang. Di sekitarnya memang banyak sekali tempat-tempat makan sehingga anda tidak akan kesulitan menemukannya. Plang besar akan menyambut anda dengan tulisan: “Modern Bakery Sakura Anpan Cake Shop”. Mungkin pada zamannya, Sakura Anpan memang toko kue modern, tapi sekarang sudah menjadi toko kue legendaris yang penuh nostalgi. Saya langsung masuk ke dalamnya. Tokonya luas, di sekeliling anda terdapat display dengan pilihan kue dan roti, tentu saja semuanya berciri khas te...
baca lebih lanjut >

Gado-Gado/Asinan CiKiNi dengan Lontong Gap Go Meh Terenak di Jakarta!

Gambar
Iseng-iseng googling dengan kata kunci "lontong cap gomeh Jakarta", saya menemukan arsip sebuah milis yang membahas mengenai tempat makan lontong cap gomeh enak di Jakarta. Sejauh yang saya tahu, lontong cap gomeh di Gang Gloria (Pancoran Glodok) merupakan lontong cap gomeh yang paling populer, tapi di milis tersebut tidak disebut. Diskusi pada milis tersebut justru merekomendasikan menu lontong cap gomeh di rumah makan Gado-Gado/Asinan Cikini di Cikini IV. Lokasinya berada di samping Gado-Gado Bon Bin. Pertama kali saya mengunjungi Gado-Gado Bon Bin, saya hampir salah masuk mengira Gado-Gado/Asinan Cikini sebagai Gado-Gado Bon Bin, karena tempatnya tepat bersebelahan dan menjual menu yang hampir sama persis. Sama-sama menjual gado-gado, asinan, dan lontong cap go meh. Hanya saja, Bon Bin lebih terkenal dengan gado-gadonya, sedangkan rumah makan Cikini sedikit kalah pamor. Cara mengenalinya sangat mudah; dari jauh, anda bisa menemukan plang kecil bertuliskan "G...
baca lebih lanjut >

Nasi Ulam dari Warung Bu Yoyo, Otentik Betawi

Gambar
Sebagai salah satu makanan khas Betawi, nasi ulam sepertinya masih kalah pamor dengan nasi uduk dan lontong sayur. Memang, nasi ulam lebih jarang ditemui dibandingkan nasi uduk dan lontong sayur. Paling banyak saya temui di daerah Kota dan Gajah Mada, biasanya dijual oleh abang-abang dengan gerobak. Meskipun disebut sebagai hidangan khas Betawi, justru kaum Tionghoa-lah yang mempertahankan eksistensi nasi ulam. Sebut saja, pedagang nasi ulam yang paling populer di tanah Betawi, Nasi Ulam Misjaya yang berada di Toa Se Bio. Nasi Ulam Misjaya sepertinya sudah menjadi “kiblat” bagi nasi ulam dan kesohor hingga ke mana-mana. Resep nasi ulam Misjaya itu didapatkannya dari Cek Lamceng, seorang warga keturunan Tionghoa yang berjualan nasi ulam pada tahun 1960. Dulu Misjaya adalah karyawannya, sampai akhirnya Cek Lamceng meninggal dan kini Misjaya melanjutkan resep dari mantan bosnya tersebut. Sekadar informasi, nasi ulam yang saat ini populer adalah “resep” dari Lamceng yang dit...
baca lebih lanjut >