Soto Betawi Afung, Kaldu Ekstra Gurih

Berjalan menelusuri gang Gloria untuk mencari sajian-sajian tradisional memang memiliki kenikmatan tersendiri. Berbagai macam kuliner khas Tionghoa seperti bakmie char siew, bakso goreng, kuo tie, nasi campur, nasi hainam, pi oh, bektim sekba, dan sebagainya bisa anda temukan dengan mudah di lorong sempit ini. Sayangnya, kebanyakan sajian yang ditawarkan di sini adalah menu yang mengandung daging babi atau minyak babi. Bagi anda yang tidak menyantap daging babi, tentu anda harus ekstra pilih-pilih dalam memesan makanan di sini. Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada sajian yang tidak mengandung daging atau minyak babi. Salah satunya adalah soto betawi Afung yang kesohor di lorong yang sebenarnya memiliki nama jalan Kali Besar III.

Sebutan "Soto Afung" diambil dari nama pemilik sekaligus pemegang resepnya, yaitu Ho Tjiang Fung alias Yanti Herawati. Meski memiliki kesamaan nama dengan salah satu outlet bakso sapi ternama, pemilik soto Afung berbeda dengan bakso Afung. Ho Tjiang Fung sudah menjual soto sejak tahun 1982. Setelah berpindah-pindah lahan dagang di sekitar Glodok, Gedung Chandra, Asemka, dan Pancoran; ibu dari tiga anak yang pernah berdagang buah ini akhirnya memilih lorong gang Gloria sebagai lahan mata pencahariannya pada tahun 2005. Soto Afung, seperti Kopi Es Tak Kie, juga sering dikunjungi oleh orang terkenal di Indonesia, salah satunya adalah Ciputra.

Soto Afung menempati sebuah kantin dengan luas yang mampu menampung sekitar belasan hingga dua puluh pengunjung. Tempatnya sederhana. Anda bisa menemukan daftar menu yang ditempel di dinding dan beberapa dokumentasi-dokumentasi dari media. Begitu anda duduk di atas kursi plastik merah ala tukang bakso, anda dapat menemukan berbagai bumbu pelengkap di atas meja seperti sambal, kecap, jeruk nipis, dan garam.


Anda bisa memesan soto ayam atau soto sapi di sini. Pilihannya pun beragam, soto daging saja, soto kikil, soto babat, soto campur, dan lain-lain. Soto mie juga ada di rumah makan ini. Saya memesan soto daging yang dicampur dengan kikil. Setiap memesan soto, saya pasti akan memesan daging dan kikil, yang merupakan bagian favorit saya. Hidangan daging berkuah kaldu dan santan yang gurih pun terhidang tidak lama setelah saya memesan.

Ditemani dengan sepiring nasi putih, saya sudah tidak sabar lagi untuk menyantap soto yang tersohor ini. Dalam semangkuk soto betawi Afung, dapat ditemukan irisan tomat, irisan daun bawang, irisan kentang, bawang goreng, dan emping goreng. Saya tidak memeraskan jeruk nipis ke dalam mangkuk karena rasa kuahnya sendiri sepertinya sudah dicampur dengan jeruk nipis. Kuah kaldunya gurih sekali, dipadu dengan santan yang tidak terlalu kental sehingga anda tidak akan merasa eneg. Kaldu di soto betawi Afung memang gurih karena menggunakan kaldu hasil rebusan sum-sum dan daging sapi. Tanpa ditemani kecap manis pun, rasa kuahnya sudah lezat sekali. Rasa dagingnya pun empuk nian. Tidak alot dan keras seperti yang pernah saya santap di beberapa warung-warung soto. Kikilnya sendiri, lumer di mulut. Saya menyukai kikil yang garing atau yang lembek. Sayangnya, kikil yang seringkali saya temui ketika menyantap soto adalah kikil yang alot atau terlampau keras. Di sini, kikilnya terasa empuk dan lumer di mulut. Pas.

Enak!
Menu selezat ini dipatok dengan harga Rp29.000. Jika anda minta ditemani oleh sepiring nasi putih, anda harus menambah bayaran seharga Rp4.000. Harganya memang lebih tinggi daripada harga soto di tempat lain, tapi sensasi gurih dan kelezatan soto di sini akan membuat anda ketagihan. Saya menjamin anda akan puas karena dagingnya yang besar-besar dan kuahnya yang lezat sekali.

Soto Betawi Afung
Jl. Pintu Besar Selatan III, Jakarta Barat
05.30 – 17.00 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sakura Anpan, "Modern Bakery" Zaman Babeh Kite

Gado-Gado/Asinan CiKiNi dengan Lontong Gap Go Meh Terenak di Jakarta!

Nasi Ulam dari Warung Bu Yoyo, Otentik Betawi